Apa sih yang lebih menyenangkan dari mempunyai seorang teman pribadi yang bisa menemani kita kapanpun? Aku punya Cacteena. Dia adalah imajinasi terbesarku, yang telah aku gambar sejak dulu saat aku masih duduk di bangku SD. Aku bukanlah seorang penggambar yang baik, atau mahir, atau profesional. Menggambar hanyalah hobi lainku selain menulis, dan menjadi salah satu obat pelepas penat setelah seharian menuangkan ideku lewat tulisan.
Tapi aku sangat menyayangi Cacteena. Dia sama saja dengan diriku, harga diriku. Aku tidak peduli orang lain akan bilang apa soal Cacteena, tapi aku tetap setia ada untuknya. Memang terkadang aku sering berlaku nggak adil banget sama dia. Aku jual dia, untuk keuntungan yang nggak seberapa tapi cukup sebuah penghargaan. Ya, ketika ada orang yang menginginkan karyaku, aku bersedia menggambar untuk mereka. Dan lagi-lagi, aku menggunakan wajah Cacteena sebagai gambaranku.
Maaf ya, Cacteena.
Apakah kalian juga memiliki seorang Cacteena sama seperti aku?
Tidak masalah jika teman imajinasi kalian itu tidak berwujud, karena dulu pun Cacteena juga nggak ada wujudnya kok. Cuman berbentuk sebuah visual yang nggak terlihat, aku aja yang sering ngomong sendiri kalau pas lagi dalam keadaan sedih tapi nggak ada yang bisa diajak curhat.
Kalian menganggap aku gila?
Nggak masalah. Daripada aku berkoar-koar dan mengeluh di media sosial, menurutku itu lebih nggak berbobot dan nggak elit. Balik lagi tentang Cacteena, dia hanyalah imajinasi terbesarku yang tertuang lewat sebuah gambar. Biasanya aku selalu membuat sebuah tulisan untuk menuangkan imajinasi, tapi untuk Cacteena, aku sengaja menggambar dan menunjukkannya kepada banyak orang.
Cacteena versi boneka
Cacteena jaman awal
Cacteena lagi cantik banget, versi digital ini
Filosofi Cacteena
Cacteena selalu kugambarkan sebagai seorang gadis yang misterius, yang selalu menutup matanya, tersenyum monalisa dan tak ingin ekspresinya dibaca orang lain. Ini semua sebenarnya ada tujuan, karena aku pribadi nggak bisa membuat sepasang mata yang indah. hehe.
Udah sih, sebenarnya itu aja. Tapi nggak tahu kenapa orang-orang banyak yang menganggap Cacteena sangat filosofis dan menggambarkan kesedihan.
Kalian yang penasaran dengan Cacteena dengan berbagai gaya dan bentuk, pantau saja Instagramku ya.